
American Psycho adalah film thriller psikologis yang dirilis pada tahun 2000 dan disutradarai oleh Mary Harron, diadaptasi dari novel kontroversial karya Bret Easton Ellis yang terbit pada 1991. Film ini mengisahkan Patrick Bateman (diperankan oleh Christian Bale), seorang eksekutif muda Wall Street yang terlihat sempurna dari luar, namun menyimpan rahasia mengerikan: ia adalah seorang psikopat yang menjalani kehidupan ganda sebagai pembunuh berantai.
Baca Juga : 7 Film Terbaru yang Akan Tayang di 2025, Wajib Masuk Watchlist
1. Latar Belakang Cerita
Berlatar di Manhattan pada akhir 1980-an, film ini menampilkan era kejayaan Wall Street yang penuh glamor, konsumtif, dan materialistis. Patrick Bateman digambarkan sebagai simbol sukses: memiliki apartemen mewah, pakaian desainer, jadwal perawatan tubuh yang disiplin, dan lingkaran sosial yang eksklusif. Namun di balik citra sempurna itu, ia memiliki keinginan sadis yang perlahan-lahan menguasai hidupnya.
Film ini secara satir mengkritik gaya hidup kelas elit yang dangkal, di mana penampilan lebih penting daripada kemanusiaan.
2. Patrick Bateman: Karakter yang Kompleks
Bateman adalah sosok yang penuh kontradiksi. Di satu sisi, ia karismatik, cerdas, dan sangat menjaga penampilan. Di sisi lain, ia dingin, narsistik, dan tidak memiliki empati. Bale memerankan Bateman dengan detail luar biasa—tersenyum ramah di satu momen, lalu berubah menjadi sosok kejam di momen berikutnya.
Karakter ini merepresentasikan fenomena mask of sanity—topeng kesempurnaan yang menutupi jiwa yang retak.
3. Tema yang Diangkat
-
Materialisme Ekstrem – Hampir setiap percakapan di film ini berputar pada merek pakaian, gaya hidup, dan status sosial.
-
Identitas yang Kabur – Banyak karakter pria di film ini sulit dibedakan karena penampilan dan perilaku mereka hampir sama.
-
Kegilaan & Realitas – Film ini membuat penonton bertanya-tanya: apakah semua pembunuhan benar-benar terjadi, atau hanya halusinasi Bateman?
4. Adegan-adegan Ikonik
Beberapa adegan menjadi legenda di dunia perfilman, seperti:
-
Business Card Scene – Persaingan gengsi hanya karena kartu nama, digambarkan dengan ketegangan yang hampir tidak masuk akal.
-
Pembunuhan Paul Allen – Disajikan dengan ironi musik ceria Hip to Be Square dari Huey Lewis and the News.
-
Monolog Akhir – Bateman mengaku semua kejahatannya, namun tidak ada konsekuensi yang ia terima.
5. Pesan Sosial
American Psycho tidak hanya bercerita tentang seorang psikopat, tapi juga menyindir sistem sosial yang membiarkan orang seperti Bateman tetap bebas. Dunia yang ia tinggali terlalu sibuk dengan kemewahan dan penampilan, sehingga tidak peduli pada tanda-tanda bahaya.
Ini mencerminkan kritik Ellis terhadap generasi 80-an yang terobsesi dengan kekayaan namun kehilangan empati.
6. Ending yang Membingungkan
Akhir film membuat penonton bingung—apakah Bateman benar-benar melakukan pembunuhan atau hanya membayangkannya? Banyak teori menyebut bahwa cerita ini adalah potret batin Bateman yang terdistorsi oleh obsesi dan depresi.
Ambiguitas ini justru membuat film semakin menarik untuk dianalisis.
7. Dampak dan Penerimaan
Saat dirilis, American Psycho menuai kontroversi karena adegan kekerasannya, namun seiring waktu film ini mendapat pengakuan sebagai cult classic. Performa Christian Bale bahkan dianggap sebagai salah satu peran terbaiknya, membuka jalan menuju kesuksesan besar di Hollywood.
Baca Juga : Film yang di Bintangi Erica Carlina , Pabrik Gula: Drama Thriller Indonesia
American Psycho bukan sekadar film horor psikologis, tapi juga sindiran sosial yang tajam. Patrick Bateman adalah cerminan sisi gelap manusia modern—terobsesi pada kesempurnaan luar, namun kosong di dalam. Film ini tetap relevan hingga sekarang, apalagi di era media sosial di mana citra diri sering kali lebih penting daripada kebenaran.